Minggu, 24 September 2017

# Sejarah

Perang Tondano




BAB I
Pendahuluan
I.      Rumusan Masalah
v Secara Umum
  1.  Apa yang melatarbelakangi Perang Tondano terjadi ?
  2.  Siapa sajakah yang terlibat dalam perang ini ?
  3. Kapan perang ini terjadi ?
  4. Mengapa dinamakan “Perang Tondano” ?
  5. Dimana perang ini terjadi ?
  6.  Menjadi berapa bagiankah perang ini ?
  7. Mengapa perang ini terjadi dalam 2 kali pada waktu yang singkat ?
  8. Apa dampak dari Perang Tondano ini ?
  9. Apa nilai juang yang dapat diambil dari Perang Tondano ini 

v Perang Tondano I
  1. Apa penyebab utama Perang Tondano I terjadi ?
  2. Bagaimana proses Perang Tondano I terjadi ?
  3. Mengapa gubernur Simon Cos tergerak untuk mengeluarkan Ultimatum ?
  4. Apa isi Ultimatum tersebut ? 

v  Perang Tondano II
  1. Apa penyebab utama Perang Tondano II terjadi ?
  2. Bagaimana proses Perang Tondano II terjadi ?
  3. Siapakah pemimpin daripada ukung yang membakar semangat para ukung lain untuk melawan Kolinial Belanda ?
  4. Bagaimana strategi Gubernur Prediger dalam melawan rakyat Minahasa ?


II.     Tujuan Masalah
  1. Mengetahui waktu dan tempat perang Tondano
  2. Mengetahui latar belakang terjadi nya perang Tondano
  3. Mengidentifikasi proses perang Tondano
  4. Mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam perang Tondano
  5. Mengevaluasi dampak dan nilai perjuangan perang Tondano


III.  Hipotesis Rumusan Masalah
v Secara Umum
  1. Perang Tondano terjadi karena sikap Belanda kepada rakyat Minahasa yang semena-mena dan membuat rakyat Minahasa menderita dalam bentuk kolonialisme
  2. Yang terlibat dalam perang ini ialah, rakyat Minahasa (Sulawesi Utara) dan Pemerintah Belanda termasuk VOC
  3. Perang ini terjadi pada tahun 1808 – 1809
  4. Karena perang ini terjadi di Tanah Minahasa, yang sering disebut Tondano. Sulawesi Utara
  5. Perang ini terjadi di Sulawesi Utara
  6. Perang ini menjadi 2 bagian, yaitu Perang Tondano I dan Perang Tondano II
  7. Perang ini terjadi 2 kali dalam waktu singkat karena, ada maksud terselubung pemerintah belanda selain ingin mengambil kekayaan alam Minahasa. Belanda juga ingin memperkerjakan rakyat minahasa untuk kepentingan pribadi nya
  8. Dampak Perang Tondano, ialah :

Ø  Jatuhnya korban dari kedua belah pihak
Ø  Kerugian materi maupun non materi dari kedua belah pihak
Ø  Jatuhnya daerah Tondano ke tangan Belanda
Ø  Penderitaan rakyat yang semakin memburuk
Ø  Terpengaruhnya orang-orang Minahasa (pejabat pribumi) oleh Belanda

i.        Nilai juang yang dapat diambil dari Perang Tondano ini, ialah :
Ø  Cinta terhadap tanah kelahiran
Ø  Rela berkorban demi kemerdekaan
Ø  Sikap pantang menyerah
Ø  Berani menentang perbuatan yang salah
Ø  Menentang penjajahan demi kesejahteraan masyarakat

v Perang Tondano I
  1. Penyebab utama Perang Tondano I ialah, kehendak VOC untuk memaksakan kehendak rakyat Minahasa untuk menjual hasil bumi nya kepada VOC
  2. Proses Perang Tondano I terjadi, sangat menggemparkan tanah Minahasa karena kehendak VOC yang begitu memaksa kepada rakyat Minahasa hingga rakyat Minahasa harus mencari tempat tinggal baru dan mereka terpaksa mengikuti perintah VOC agar tetap hidup dan tinggal di tanah Minahasa
  3. Latar belakang Gubernur Simon Cos mengeluarkan Ultimatum ialah karena pasukan VOC mengepung kekuatan orang-orang Minahasa yang berpusat di Danau Tondano
  4. Isi ultimatum tersebut ialah :

Ø  Orang-orang Tondano harus menyerahkan para tokoh pemberontak kepada VOC
Ø  Orang-orang Tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi karena genangan air sungai Temberan

v Perang Tondano II
  1. Penyebab utama Perang Tondano II ialah, kebijakan Daendels merekrut pasukan dari kalangan Pribumi secara paksa
  2. Proses Perang Tondano II terjadi sangat membara amarah rakyat Minahasa khusunya para ukung. Terjadi perlawanan terjadi sangat hebat dan berjatuhan banyak korban. Perang ini berlangsung cukup lama. Hingga akhirnya, benteng para pejuang Minahasa hancur bersama rakyat Minahasa. Para pejuang Minahasa memilih mati daripada menyerah
  3. Ukung Lonto, seorang pemimpin yang menegaskan rakyat Minahasa harus melawan Kolonial Belanda
  4. Strategi Gubernur Prediger dalam melawan rakyat Minahasa ialah :

Ø  Mengirim pasukan ke Minahasa
Ø  Membendung sungai Temberan
Ø  Membentuk 2 pasukan tangguh, untuk menyarah rakyat Minahasa dari 2 sisi
                                         
                       BAB II
Pembahasan
Perang Tondano

“Perang tondano yabg terjadi pada 1808-1809 adalah perang yang melibatkan orang Minahasa di Sulawesi Utara dan pemerintah kolonial Belanda pada permulaan abad XIX.Perang pada permulaan abad XIX ini terjadi akibat dari implementasi politik pemerintah Kolonial Hindia Belanda oleh para pejabatnya di Minahasa,terutama upaya mobilisasi pemuda untuk dilatih menjadi tentara”.
A.   Perang Tondano I
            Sekalipun hanya berlangsung sekitar satu tahun perang Tondano dikenal dalam dua tahap.Perang Tondano I terjadi pada masa kekuasaan VOC.Pada saat datangnya bangsa barat orang-orang Spanyol sudah sampai di tanah Minahasa (Tondano) Sulawesi Utara.Orang-orang Spanyol disamping berdagang juga menyebarkan agama Kristen.Tokoh yang berjasa dalam penyebaran agama Kristen di Minahasa adalah Fransiscus Xaverius.Hubungan dagang orang Minahasa dan Spanyol terus berkembang.Tetapi mulai abad XVII hubungan dagang antara keduanya mulai terganggu dengan  kehadiran para pedagang VOC.Waktu itu VOC telah berhasil menanamkan pengaruhnya di Ternate.Bahkan Gubernur Ternate Simon Cos mendapatkan kepercayaan dari Batavia untuk membebaskan Minahasa dari pengaruh Spanyol.Simon Cos kemudian menempatkan kapalnya di Selat Lembeh untuk mengawasi pantai Timur Minahasa.Para pedagang Spanyol dan juga Makasar yang bebas berdagang mulai tersingkir karena ulah VOC.Apalagi waktu itu Spanyol harus meninggalkan kepulauan Indonesia untuk menuju Filipina.
            VOC berusaha memaksakan kehendak agar orang-orang Minahasa menjual berasnya kepada VOC.Oleh karena VOC sangat membutuhkan beras untuk melakukan monopoli perdagangan beras di Sulawesi Utara.Orang-orang Minahasa menentang usaha monopoli tersebut.Tidak ada pilihan lain bagi VOC kecuali memerangi orang-orang Minahasa.Untuk melemahkan orang-orang Minahasa,VOC membendung sungai Temberan.Akibatnya aliran sungai meluap dan menggenangi tempat tinggal rakyat dan para pejuang Minahasa.Orang-orang Minahasa kemudian memindahkan tempat tinggalnya di Danau Tondano dengan rumah-rumah apung.Pasukan VOC kemudian mengepung kekuatan orang-orang Minahsa yang berpusat di Danau Tondano.Simon Cos kemudian memberikan ultimatum yang isinya antara lain:
1.      Orang-orang Tondano harus menyerahkan para tokoh pemberontak kepada VOC,
2.      Orang-orang Tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi karena genangan air sungai Temberan.
Ternyata rakyat Tondano bergeming dengan ultimatum VOC tersebut.Simon Cos sangat kesal karena ultimatumnya tidak berhasil.Pasukan VOC akhirnya ditarik mundur ke Manado.Setelah itu rakyat Tondano menghadapi masalah dengan hasil pertanian yang menumpuk,tidak ada yang membeli.Dengan terpaksa mereka kemudian mendekati VOC untuk membeli hasil-hasil pertaniannya.Dengan demikian terbukalah tanah Minahasa oleh VOC.Berakhirlah Perang Tondano I Orang-orang Minahasa itu kemudian memindahkan perkampungannya di danau Tondano ke perkampungan baru di daratan yang diberi nama Minawanua (ibu negeri)
B.   Perang Tondano II
            Perang Tondano II sudah terjadi ketika memasuki abad ke -19,yakni pada masa pemerintahan kolonial Belanda.Perang ini dilatarbelakangi oleh kebijakan Gubernur Jenderal Daendels.Daendels yang mendapat mandat untuk memerangi Inggris,memerlukan pasukan dalam jumlah besar.Untuk menambah jumlah pasukan maka direkrut pasukan dari kalangan pribumi.Mereka yang dipilih adalah suku-suku yang memliki keberanian berperang.Beberapa suku yang dianggap memiliki keberanian adalah orang-orang Madura,Dayak dan minahasa.Atas perintah Daendels melalui kapten Hartingh,Residen Manado Prediger segera mengumpulkan para ukung.
(ukung adalah pemimpin dalam suatu wilayah walak atau daerah setingkat distrik).Dari Minahasa ditarget untuk mengumpulkan calon pasukan sejumlah 2.000 orang yang akan dikirim ke Jawa.Ternyata orang-orang Minahasa umumnya tidak setuju dengan program Daendels untuk merekrut pemuda-pemuda Minahasa sebagai pasukan kolonial.Banyak diantara para ukung mulai meninggalkan rumah.Mereka justru ingin mengadakan perlawanan terhadap Kolonial Belanda.Mereka memusatkan aktivitas perjuangannya di Tondano,Minawanua.Salah seorang pemimpin perlawanan itu adalah ukung Lonto.Ia menegaskan rakyat Minahasa harus melawan colonial Belanda sebagai bentuk penolakan terhadap program  pengiriman 2.000 pemuda Minahasa ke Jawa serta menolak kebijakan Kolonial yang memaksa agar rakyat menyerahkan beras secara Cuma-Cuma kepada Belanda.
            Dalam suasana yang semakin kritis itu tidak ada pilihan lain bagi Gubernur Prediger kecuali mengirim pasukan untuk menyerang pertahanan untuk menyerang pertahanan orang-orang Minahasa di Tondano,Minawanua.Belanda kembali menerapkan strategi dengan membendung Sungai Temberan.Prediger juga membentuk dua pasukan tangguh.Pasukan yang satu dipersiapkan menyerang dari Danau Tondano dan pasukan yang lain menyerang Minawanua dari darat.Tanggal 23 Oktober 1808 pertempuran mulai berkobar.Pasukan Belanda yang berpusat di Danau Tondano berhasil melakukan serangan dan merusak pagar bambu berduri yang membatasi danau dengan perkampungan Minawanua,sehingga menerobos pertahanan orang-orang Minahasa di Minawanua.Walapun sudah malam para pejuang tetap dengan semangat yang tinggi terus bertahan dan melakukan perlawanan dari rumah ke rumah.Pasukan Belanda merasa kewalahan.Setelah pagi hari tanggal 24 Oktober 1808 pasukan Belanda dari darat membombardir kampung pertahanan Minawanua.Serangan terus dilakukan Belanda sehingga kampung itu seperti tidak ada lagi kehidupan.Pasukan Prediger mulai mengendorkan serangannya.Tiba-tiba dari perkampungan itu orang-orang Tondano muncul dan menyerang dengan hebatnya sehingga beberapa korban berjatuhan dari pihak Belanda.Pasukan Belanda terpaksa ditarik mundur.Seiring dengan itu Sungai Temberan yang dibendung mulai meluap sehingga mempersulit pasukan Belanda sendiri.Dari jarak jauh Belanda terus menghujani meriam ke Kampung Minawanua,tetapi tentu tidak efektif.Begitu juga serangan yang dari danau tidak mampu mematahkan semangat juang orang-orang Tondano,Minawanua.Bahkan terpetik berita kapal Belanda yang paling besar tenggelam di Danau.
Perang Tondano II berlangsung cukup lama,bahkan sampai Agustus 1809.Dalam suasana kepenatan dan kekurangan makanan mulai ada kelompok pejuang yang memihak kepada Belanda.Namun dengan kekuatan yang ada para pejuang Tondano terus memberikan perlawanan.Akhirnya pada tanggal 4-5 Agustus 1809 Benteng pertahanan Moraya milik para pejuang hancur bersama rakyat yang berusaha mempertahankan.Para pejuang itu memilih mati dari pada menyerah.
C.   Dampak Perang Tondano
Dampak perang Tondano, antara lain :
1.      VOC telah berhasil mempengaruhi di ternate
2.      pedagang makassar yg bebas berdagang mulai tersingkir oleh VOC
3.      Jatuhnya korban dari kedua belah pihak
4.      Kerugian materi maupun non materi dari kedua belah pihak
5.      Jatuhnya daerah Tondano ke tangan Belanda
6.      Penderitaan rakyat yang semakin memburuk
7.      Terpengaruhnya orang-orang Minahasa (pejabat pribumi) oleh Belanda

D.   Nilai Perjuangan dari Perang Tondano
Nilai perjuangan dari Perang Tondano, antara lain :
1.     Cinta terhadap tanah kelahiran
2.     Rela berkorban demi kemerdekaan
3.     Sikap pantang menyerah
4.     Berani menentang perbuatan yang salah
5.     Menentang penjajahan demi kesejahteraan masyarakat






BAB III
Penutup

Kesimpulan :

Perang Tondano (1808 – 1809) yang terbagi menjadi Perang Tondano I dan Perang Tondano II yang melibatkan Rakyat Minahasa di Sulawesi Utara dan pemerintah kolonial belanda. Latar belakang perang ini terjadi akibat implementasi politik pemerintah kolonial Belanda oleh para pejabatnya di Minahasa, terutama upaya mobilisasi pemuda untuk dilatih jadi pasukan Belanda untuk kepentingan Belanda. Ini merupakan perang yang memiliki nilai juang yang sangat tinggi. Rakyat Minahasa membakar semangat dan rela berkorban untuk melawan sikap Kolonial Belanda yang semena-mena. Perlawanan ini menelan banyak korban. Para pejuang “ Rela mati daripada harus menyerah “




  
Daftar Pustaka

http://restuip.blogspot.co.id/2015/04/perang-tondano-sulawesi-utara.html


Elegant Rose - Working In Background

Follow Us @soratemplates